1. Mekanisme eksresi pada hewan insekta
Sistem Ekskresi pada Insecta / Insekta - Pada Insecta seperti kecoak dan
belalang, alat ekskresinya berupa buluh halus berwarna kekuningan yang disebut
pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi berfungsi membuang urea, asam urat, dan
garam-garam dari darah ke
usus. Jumlah pembuluh Malpighi
bervariasi. Pembuluh ini berhubungan dengan saluran usus pada perbatasan usus
tengah dengan usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserap dari cairan
jaringan oleh pembuluh Malpighi dan membentuk kristal asam urat. Asam urat ini
masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa
yang mengandung nitrogen digunakan
untuk membentuk kitin pada eksoskeleton
dan dapat diekskresikan pada waktu pengelupasan kulit (molting).
2.
Fungsi Ginjal dan Proses Eksresi Yang Terjadi Di Ginjal
FUNGSI GINJAL
1.
Menyaring darah
2.
Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
3.
Mengekresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh
4. Mengendalikan
kadar gula dalam darah
5.
Penghasil zat dan hormon
6.
Menjaga tekanan osmosis
7.
Mengatur keseimbangan kandungan kimia dalam darah
PROSES EKSRESI YANG TERJADI DI GINJAL
1.
Filtrasi (Penyaringan) di Dalam Ginjal
Filtrasi
terjadi pada kapiler glomerulus yang di dalamnya terdapat sel-sel endotelium
kapiler yang berpori. Selain terjadi penyaringan, pada glomerulus juga terjadi
pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein
plasma. Hasil filtrasi tersebut adalah berupa filtrat glomerulus (urin primer)
yang masih mengandung zat-zat yang berguna, yaitu asam amino, glukosa, natrium
dan kalium.
2.
Reabsorbsi (Penyerapan Kembali) Urin
Sekitar
99 persen volume dari filtrat glomerulus akan diserap kembali, sedang sisa volume
akan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai urin. Penyerapan kembali tersebut
terjadi pada tubulus kontortus proksimal. Sedang pada tubulus kontortus distal
terjadi penambahan urea dan zat-zat sisa.
Zat-zat
yang masih berguna misalnya asam amino dan glukosa dikembalikan ke dalam darah,
sedang kelebihan garam dan sisa-sisa metabolisme yang lain dikeluarkan bersama
urin. Reabsorbsi gula dan asam amino berlangsung secara difusi, sedangkan
reabsorbsi air terjadi secara osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi, tubulus
menghasilkan urin sekunder. Dalam urin sekunder tidak lagi terdapat zat-zat
yang berguna, sebaliknya kadar zat-zat yang bersifat racun jauh lebih pekat
dibanding pada urin primer
3.
Augmentasi Pada Ginjal Manusia
Augmentasi
adalah proses penambahan urea dan zat-zat sisa sehingga akhirnya diperoleh urin
dengan
komposisi 90% air, 2.5% urea, 1.5% garam dan pigmen empedu yang memberi warna
dan
bau pada urin. Proses augmentasi terjadi pada tubulus kontortus distal
3. Penyakit
pada Sistem Ekskresi Ginjal
.1. Albuminuria
Albuminuria adalah suatu kelainan pada ginjal
dimana di dalam urine terdapat albumin (protein). Hal ini disebabkan oleh
kerusakan pada glomerulus yang menyebabkan protein lolos dan masuk ke dalam
nefron. Ciri-cirinya adalah timbulnya busa yang berlebihan saat buang air
kecil.
2. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah penyakit yang ditandai dengan
adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau
kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan
mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya
adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit
mengonsumsi air. Batu ginjal dapat menyebabkan penyempitan saluran buang air
kecil. Batu ginjal dapat dihancurkan dengan operasi sinar laser.
3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring darah). Penderita gagal
ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah secara berkala. Dengan
menggunakan alat yang disebut dialisator darah dari penderita dikeluarkan dari
arteri (tabung atas), melewati perangkap gelembung, dan masuk ke dalam ginjal
tiruan. Darah yang sudah dimurnikan keluar dari ginjal buatan (bawah), dan
dikembalikan ke urat dalam lengan (tabung bawah). Penderita gagal ginjal tetap
dapat ditolong dengan mencangkok ginjal. Ginjal sakit yang dimiliki penderita
biasanya diambil. Arteri dan uratnya diikat (agar putus hubungan), kecuali
cabang yang berhubungan dengan kelenjar adrenal. Kemudian ginjal yang sakit
tersebut diganti ginjal yang sehat dari donor yang sesuai.
4. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena
adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon
insulin. Hal ini disebabkan karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen
terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh
glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine. Diabetes
melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat
merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Diabetes insipidus dapat timbul secara perlahan
maupun tiba tiba pada segala usia. Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus
adalah poliuria dan polidipsia. Jumlah produksi urin maupun cairan yang diminum
per 24 jam sangat banyak. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak
terdapat gejala-gejala lain, kecuali bahaya baru yang timbul akibat dehidrasi
yang dan peningkatan konsentrasi zat-zat terlarut yang timbul akibat gangguan
rangsang haus.Sehingga kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita
bisa minum sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari) jika kompensasi ini tidak
terpenuhi maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang menyebabkan tekanan
darah rendah dan syok, penderita terus berkemih.
5. Radang Ginjal
Radang ginjal disebut nefritis. Radang ginjal
terjadi karena adanya kerusakan nefron, khususnya glomerulus yang disebabkan
oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali ke
dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan
di daerah kaki. Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal
atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita
mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ
penderita.
6. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari
tubuh dalam jumlah yang banyak yang disebabkan oleh dua hal :
- Gagalnya pengeluaran vasopressin
- Gagalnya ginjal terhadap rangsangan AVP
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang
jarang ditemukan, penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat
menganggu mekanisme neurohypophyseal – renal reflex sehingga mengakibatkan
kegagalan tubuh dalam mengkoversi air
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana
terdapat kekurangan hormone antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang
berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat
encer (poliuri).